Rabu, 29 Februari 2012

Mengapa wanita mudah menangis???


  • Saat Ku ciptakan wanita,aku membuatnya menjadi sangat utama.
  • Ku berikan kekuatan pada wanita agar bisa melahirkan bayi dari rahimnya.
  • Ku berikan keperkasaan yang akan membuatnya pantang menyerah,saat semua orang sudah putus asa.
  • Ku berikan kepadanya kesabaran jiwa untuk merawat keluarganya,walau dia sendiri letih,walau sakit tanpa berkeluh kesah.
  • Ku berikan wanita perasaan peka dan kasih sayang untuk mencintai anaknya dalam keadaan apapun juga.
  • Ku berikan wanita kekuatan untuk membimbing suaminya dalam situasi sulit.
  • Ku berikan padanya kebijaksanaan dan kemampuan untuk memberikan pengertian dan menyadarkan bahwa suami yang baik adalah suami yang tidaka pernah melukai istrinya.
  • Dan akhirnya Ku berikan wanita airmata agar dapat mencurahkan perasaannya.Ini bukan kelemahan dari wanita karena sebenarnya airmata ini adalah airmata kehidupan.

MENGAPA KAMI BERSIKAP ANTI-POLITIK?!


Kita semua hidup di sebuah planet yang dihancurkan oleh relasi sosial yang didasarkan pada uang dan pertukaran pasar. Tanpa mengesampingkan segala retorika atau kekerasan fisikal yang saling ditawarkan oleh mereka dalam perjuangan mereka mendominasi dunia, mengesampingkan kelompok Kiri atau para borjuis kecil populis, setiap pemerintahan dan calon-pemerintah, setiap politisi dan kekuatan polisi di atas planet ini eksis untuk melindungi dan memapankan sistem yang berlaku saat ini dimana pun. Partai politik dan politisi yang berbeda mengusulkan strategi dan manajemen yang berbeda untuk kepentingan kapital, tetapi juga, tanpa mengesampingkan jargon-jargon Bush dan SBY, Warner-Bros dan MTV, Fidel Castro dan Saddam Hussein, lobi-lobi ekologis dan grup-grup Kiri di kampus-kampus, semuanya setuju dengan hal ini: dunia kerja dan sistem buruh-majikan harus tetap dipertahankan berapa pun harga yang harus dibayar, dan apa itu kapitalisme tidak pernah diidentifikasikan dalam sebuah terminologi yang spesifik, malah isu ini dihindari untuk diperdebatkan. Tampak wajar dan biasa saja memang fakta-fakta ini–bahwa seorang individu tak memiliki apa pun selain tenaga dan skillnya, bahwa kita harus menjualnya pada sebuah perusahaan dan industri untuk dapat sekedar bertahan hidup, bahwa segala sesuatu eksis apabila ia dapat diperjualbelikan, bahwa relasi sosial selalu berkisar di sekitar uang dan pertukaran komoditi–adalah hasil dari sebuah proses yang panjang dan penuh kekerasan.

Dunia yang kita semua tinggali adalah dunia kapitalisme, suka atau tidak suka. Dimapankan dan dikembangkan melalui teror, mistifikasi dan kelembaman, kapitalisme dalam sejarahnya adalah sebuah bentuk yang spesifik masyarakat kelas yang didasarkan pada eksploitasi kekuatan kerja manusia sebagai sebuah komoditi, tentang tenaga kerja upahan, uang dan produksi komoditi. Empire, sebagai kekuatan kapitalisme lanjut, dengan pasar bebas, penjualbelian hasrat dan pengkomoditian segala sesuatu; adalah sebuah sistem totalitarian yang telah berhasil menundukan dunia, mengeringkan kehidupan manusia serta lingkungan planet dalam sebuah perilaku yang penuh akselerasi. Tetapi kapitalisme juga telah memberikan peningkatan pada kekuatan sosial yang dapat membawa sistem itu sendiri pada kehancurannya, serta lahirnya sebuah model hidup yang baru; melalui kekuatan-kekuatan dari kekuatan proletariat era baru yang disebut multitude, yang masih berdiri melawan kekuatan besar tak terkalahkan dari empire ini.

Perjuangan kelas melawan empire diakui atau tidak, tetap menjadi sebuah kekuatan pembebasan besar dalam seluruh waktu kita. Melalui perjuangan kelas, kita tidak hanya mengobarkan perjuangan antara buruh versus majikan seperti yang diyakini oleh kelompok-kelompok Kiri yang telah ketinggalan jaman. Perang kelas era baru ini merangkul seluruh perjuangan dari mereka yang dipinggirkan, tak terhitung dalam masyarakat kapitalisme, di seluruh dunia melawan kondisi mereka sendiri, pekerja dan penganggur, urban dan rural, gaji rendahan dan gaji jutaan. Semuanya mengarahkan perjuangan kita melawan dalam sebuah separasi, tetapi bukan isu-isu separasi seperti yang diluncurkan kaum reformis karena separasi kita tak akan kehilangan bingkai besar sistem dunia. Kobaran perang kelas dinyalakan demi pengambilalihan kontrol atas hidup kita sendiri baik di luar ataupun di dalam relasi sosial kapital.

Partai-partai komunis atau sosialis dalam berbagai namanya, demokrat sosial, Leninis dan seluruh turunan-turunan mutasinya, LSM-LSM yang kekiri-kirian, semuanya hanya sayap kiri dari spektrum ideologis kapitalisme itu sendiri. Setiap dan seluruh grup politis yang tidak secara terbuka dan eksplisit berkomitmen melawan sistem kerja dan buruh upahan jelas adalah sebuah kontra-subversif dan terjebak dalam lingkaran Dunia Tontonan[1]. Kami di sini menolak kooperasi dan kolaborasi dengan seluruh grup-grup, LSM atau partai politik.

Gerakan pembebasan nasional adalah sebuah gerakan di mana mereka yang tereksploitasi merelakan seluruh hidupnya untuk berjuang dan mati demi ambisi-ambisi politis dari borjuis lokal atau seorang borjuis pengganti di kalangan gerilyawan dan intelektual. Tak ada pembebasan nasional yang pernah melahirkan sebuah masyarakat tanpa kelas; seluruh rezim yang diproduksi oleh “perang rakyat” dan “perang kemerdekaan nasional” telah dan selalu menjadi agen-agen imperialisme dan dunia pasar yang melawan warga lokalnya sendiri–baik secara sukarela ataupun tidak. Setiap dukungan terhadap gerakan pembebasan nasional dan atau untuk nasionalisme, dalam segala bentuknya adalah sebuah dukungan terhadap eksploitasi demi kepentingan kapital. IRA, PLO, GAM, OPM adalah sebuah organisasi gerilya yang lebih dekat dengan mafia daripada aksi bersenjata gerakan revolusioner yang otentik. Seperti pembebasan Timor Leste yang hanya menjadi sebuah pindah tangan dari pihak borjus Indonesia ke borjuis lain.

Sepanjang abad 20, kelompok-kelompok serikat pekerja di tengah kalangan pekerja telah melayani kepentingan kapitalisme baik dalam penyediaan lapangan kerja dan sebagai sebuah organisasi polisi, yang secara spesifik melawan perjuangan para pekerjanya sendiri dan secara general melawan perjuangan kelas dalam keseluruhannya. Sebagaimana abad 20 telah menunjukkan pada kita betapa intervensi ekonomi, serikat pekerja, tanpa mengesampingkan ideologi dan intensi subyektif anggota-anggotanya, telah cenderung menjadi mekanisme standar dalam tatanan masyarakat kapitalisme. Kekuatan multitude harus berjuang dan melawan juga seluruh serikat kerja beserta ideologi-ideologi yang menyertainya.

Abolisi kapitalisme tidak ada kaitannya dengan demokrasi, nasionalisasi industri besar, penggulingan kekuasaan ke tangan kaum Kiri atau serikat buruh. Tujuan otentik dari kita adalah penghapusan dunia kerja itu sendiri, relasi sosial yang berdasarkan pada jual-beli, penghapusan seluruh batas nasional dan negara, dan yang terpenting memeluk negasi atas negasi, memapankan relasi sosial yang tidak lagi dinilai oleh uang.

Mengesampingkan batas kemampuan kelompok multitude, revolusi-revolusi sosial di abad ke 20 dan aksi kekerasan radikal dari Los Angeles hingga Jakarta, dari Palestina hingga Budapest, semua adalah ekspresi embrionik dari kediktatoran proletar masa depan melawan kekuasaan kapital di seluruh dunia: setidakmungkin apa pun tampaknya tujuan perjuangan kita, toh ini semua tetap perlu dijalani untuk dapat membuat setidaknya sebuah kondisi yang tak memiliki titik balik. Dan bagi kami, semua ini adalah nyata, senyata aksi kekerasan kaum miskin melawan kekerasan kemiskinan. Bagi kami, penghancuran relasi komoditi dan kelahiran komunitas manusia yang otentik bukanlah sesuatu yang harus ditunggu kehadirannya seperti kaum religius menunggu hadirnya hari akhir atau seperti kaum Kiri yang menunggu hadirnya Revolusi Besar. Kami menuntut agar impian kami dihidupi hari ini juga, dalam segala perilaku dan gerak langkah kecil kami sehari-hari. Kami berjuang untuk ini semua, dan kami mencari kawan dalam menjalaninya. 
Vacation....!!!

Segelas kopi & sebatang rokok. biskuitnya sih cuma pelengkap.
Mantab...mari mencicipi.